Morfologi semut cukup jelas jika dibandingkan dengan serangga lain yang
juga memiliki antena, kelenjar metapleural, dan bagian perut kedua yang
berhubungan dengan tungkai semut membentuk pinggang sempit (pedunkel) di
antara mesosoma (bagian rongga dada dan daerah perut) dan metasoma
(perut yang kurang abdominal segmen dalam petiole). Tubuh semut memiliki
eksoskeleton atau kerangka luar yang memberikan perlindungan dan juga
sebagai tempat menempelnya otot.
Semut memiliki lubang - lubang
pernapasan di bagian dada yang bernama spirakel untuk sirkulasi udara
dalam sistem respirasi. Sistem saraf semut terdiri dari sebuah semacam
otot saraf ventral yang berada di sepanjang tubuhnya, dengan beberapa
buah ganglion dan cabang yang berhubungan dengan setiap bagian dalam
tubuhnya.
Kebanyakan semut umumnya memiliki penglihatan yang buruk,
bahkan beberapa jenis dari mereka buta. Sedangkan antena semut digunakan
untuk berkomunikasi satu sama lain dan mendeteksi feromon yang
dikeluarkan oleh semut lain, serta digunakan sebagai alat peraba untuk
mendeteksi segala sesuatu yang ada di depannya.
Sebagian besar semut
jantan dan betina calon ratu memiliki sayap. Nmaun, setelah kawin
betina akan meninggalkan sayapnya dan menjadi ratu semut yang tidak
bersayap. Sedangkan pada semut pekerja dan prajurit tidak memiliki
sayap.
Beberapa spesies semut juga memiliki sengat yang terhubung
dengan semacam kelenjar beracun untuk melumpuhkan mangsanya dan
melindungi sarangnya. Sedangkan spesies semut seperti Formica yessensis
memiliki kelenjar penghasil asam semut yang bisa disemprotkan ke arah
musuh untuk pertahanan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar